Cara Bijak Memberikan Hukuman untuk Anak dan Remaja, Jangan Otoriter!

Selasa, 23 April 2024 19:40 WIB

 Cara Bijak Memberikan Hukuman untuk Anak dan Remaja, Jangan Otoriter!
Ella Nurlaila

Ella Nurlaila

Bagikan :

Ketika anak dan remaja melakukan kesalahan, konsekuensinya memang harus dihukum. Problemnya adalah ketika memberikan hukuman untuk anak dan remaja, apakah orangtua bisa bersikap bijak dengan mengesampingkan ego dan amarahnya? 


Sikap bijak dalam memberikan hukuman untuk anak perlu dimiliki oleh semua orangtua agar hukuman yang dijatuhkan bisa memberi efek jera, sehingga anak dan remaja tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Baca juga: Kenakalan Remaja, Normal atau Tidak?


Kesalahan orangtua dalam memberikan hukuman untuk anak

Bentuk hukuman terbaik buat remaja adalah membiarkan mereka menghadapi konsekuensi akibat tindakan kesalahannya. Ini merupakan hukuman sosial yang sangat efektif membuatnya jera. 


Sementara itu kesalahan umum yang dilakukan orangtua dalam memberikan hukuman untuk anak terutama yang sudah beranjak remaja, di antaranya membentak, memberikan hukuman fisik, terlebih bila dilakukan di depan umum. Alih-alih membuat anak jera, dua bentuk hukuman ini justru malah memperburuk keadaan bahkan bisa menimbulkan trauma mendalam bagi anak dan remaja. 


Belum lagi konsep diri yang negatif, menurunkan kepercayaan dirinya dan membuatnya diasingkan oleh lingkungan pergaulan. Karena itu penting bagi orangtua menahan diri ketika akan memberikan hukuman untuk anak yang sudah melakukan kesalahan. 


Hal penting yang harus diingat adalah jadikan hukuman sebagai cara mendisiplinkan dan mendidik anak bukan pelampiasan emosi orangtua. Amarah seringkali membuat orangtua tidak bisa bersikap objektif dalam menghukum anak dan remaja yang melakukan kesalahan. 


Ingat ya Mums, apapun kesalahan yang diperbuat, sebisa mungkin hindari memberikan hukuman untuk anak dalam bentuk hukuman fisik. Sebab dari sudut pandang manapun, hukuman fisik tidak diperbolehkan dan tidak ada manfaatnya. 

Baca juga: Anak Ketahuan Merokok, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?


Contoh hukuman yang mendidik 

Hukuman yang mendidik harus dilakukan dengan tujuan, agar kesalahan yang sama tidak terulang, tumbuh kesadaran dalam diri anak dan remaja bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya, serta menjadikan mereka pribadi yang mau belajar dari kesalahan. 


Berikut ini contoh bentuk memberikan hukuman untuk anak dan remaja yang bisa sekaligus mendidik mereka:


1. Sita gadgetnya 

Untuk beberapa hari ke depan, anak dan remaja tidak boleh menggunakan gadget. Sanksi ini cukup efektif membuatnya jera. Karena gadget sudah jadi bagian dari individu saat ini. Sehari saja tanpa gadget sudah mati gaya apalagi berhari-hari. 


2. Kurangi jam bermain 

Batasi jam bermain dengan teman sebaya, ini bisa jadi hukuman sosial yang efektif buat anak dan remaja karena bermain dengan teman sebaya merupakan salah satu kebutuhan penting baginya. 


3. Bikin aturan baru  

Dengan aturan yang baru ini bisa menjadi motivasi anak dan remaja untuk tidak melakukan atau mengulangi kesalahan karena takut akan konsekuensinya. Sehingga anaka dan remaja akan lebih berhati-hati dalam bertindak. 


4. Mengganti barang yang rusak 

Berikan tanggung jawab untuk mengganti atau memperbaiki barang yang rusak akibat kesalahan yang diperbuat. Hukuman ini mengajarkan anak dan remaja untuk lebih bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Ketika ia melukai orang lain pastikan ia sendiri yang mengobati atau mengantar si korban ke rumah sakit. 


5. Meminta maaf pada korban 

Ini salah satu bentuk hukuman sosial bagi anak dan remaja dengan berani menghadapi orang lain yang jadi korban kesalahannya. Jangan sekali-kali orangtua mengambil alih tugas ini, biarkan anak melakukannya langsung. Ini cara mendidik anak untuk bersikap berani dan bertanggung jawab atas kesalahannya.  


6. Melakukan pekerjaan rumah 

Berikan tanggung jawab melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu, ngepel, mencuci piring, mencuci baju, dan lain-lain sesuai kapasitas anak. Selain sebagai bentuk hukuman juga melatih anak untuk mandiri dengan melakukan pekerjaan domestik seorang diri. 


7. Kurangi uang sakunya

Ini bisa jadi alternatif hukuman yang cukup efektif. Karena keterbatasan uang saku bagi seorang anak sangatlah tidak nyaman. Ia tidak bisa membeli makanan atau minuman kesukaannya. Hal ini melatih anak untuk bersikap hemat dan menentukan skala prioritas dalam menggunakan uangnya. 


Saatnya bijak menghukum anak dan remaja, hindari sikap otoriter. Sebab anak dan remaja masih dalam proses belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Itu sebabnya hukuman yang diberikan harus bersifat mendidik dan membuat anak menjadi lebih produktif. 



Referensi : 

Momjunction. teens-punishment-consequences-strategies

Betterhelp. effective-vs-counterproductive-methods-of-teen-punishment/